Negara mana yang paling banyak
memenjarakan wartawan?
Cukup dekat jika anda menebak
Cina maka karena menurut Komite perlindungan jurnalis di New York ada
dua puluh tujuh wartawan berada dalam penjara di negara tersebut. Kalau
anda menebak Iran, maka anda semakin dekat karena empat puluh dua
jurnalis saat ini berada dibalik jeruji besi disana. Namun keduanya
masih jauh dibanding dengan Turki.
Turki yang adalah
sekutu Amerika Serikat (AS), yang juga adalah anggota NATO, ternyata
menjadi negara yang paling represif di dunia. Karena menurut Persatuan
Wartawan Turki, saat ini ada sembilan puluh empat wartawan yang
dipenjara karena melakukan pekerjaan mereka.
Newyorker
menulis bahwa lebih dari separuh jurnalis yang ditahan pemerintah Turki
adalah anggota minoritas Kurdi, yang mencari kebebasan sejak republik
Turki didirikan, pada tahun 1923.
Jumlah wartawan
yang ditahan di Turki bahkan dikahwatirkan lebih banyak dari perkiraan.
Karena, sekelompok wartawan yang dinamai Friends of Ahmet Sik and Nedim
Sener (sesuai dengan nama teman mereka yang ditahan) telah menyusun
daftar rincian dari 104 wartawan yang saat berada dalam penjara.
Penangkapan
telah menciptakan iklim ketakutan yang luar biasa pada kalangan
wartawan di Turki. Atau dalam hal ini, bagi siapa saja mengkritik
pemerintahan yang dipimpin Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan.
Wartawan
Turki banyak mengatakan bahwa editor mereka telah memberitahu untuk
tidak mengkritik Erdogan.
Menurut seorang jurnalis
yang berkunjung ke Turki, Penangkapan jurnalis merupakan bagian dari
kampanye Erdogan untuk menghancurkan oposisi domestik dalam
pemerintahannya.
Sejak 2007, lebih dari 700 orang
telah ditangkap, termasuk anggota parlemen, pejabat militer, rektor
universitas, kepala organisasi kemanusiaan, dan para pemilik jaringan
televisi.
Menurut Ibrahim Kalin, seorang penasehat
Erdogan, sebagian besar jurnalis yang ditangkap adalah bukan wartawan,
tapi lebih mirip teroris atau penjahat.
“Hanya karena
Anda memiliki kartu pers bukan berarti Anda seorang jurnalis,” kata
Kalin.
Pada bulan Desember, Joel
Simon, direktur eksekutif Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), menulis
kepada Erdogan untuk memintanya berhenti menggunakan alasan laporan
tahunan CPJ sebagai bukti kebebasan pers di Turki.
Laporan yang disusun tahun lalu, mengkonfirmasi bahwa delapan
wartawan dipenjara di Turki karena pekerjaan mereka. Tetapi Simon
mengatakan bahwa laporan itu tidak lengkap.
Dalam
beberapa pekan terakhir, Simon telah mengirim tim ke Turki untuk
meninjau lebih dari seratus kasus untuk menentukan jumlah riil wartawan
yang dipenjara. Diman Simon mengatakan bahwa ia berharap angkanya dapat
naik secara signifikan, mungkin lebih dekat dengan angka 94 wartawan
yang dirilis oleh Persatuan Wartawan Turki.
“Tindakan
Erdogan mengutip CPJ sebagai bukti kebebasan pers adalah sesuatu yang
sinis. Turki adalah negara yang sangat represif.” tutur Simon.
0 komentar:
Posting Komentar